Penelitian yang disajikan tanggal 23 Agustus 2012 di Majelis Umum Persatuan Astronomi Internasional di Beijing menemukan kelompok galaksi
pertama yang sama seperti kita, sebuah hal langka dalam alam semesta
lokal.
Bima
Sakti adalah galaksi biasa namun dibandingkan dengan tetangga dekatnya –
Awan Magellan – ia menjadi sangat langka dan mungkin satu-satunya
pasangan di jagad raya, hingga sebuah survey alam semesta lokal kita
menemukan dua contoh pasangan seperti ini.
Astronom
Dr Aaron Robotham, bergabung dari nodus Universitas Australia Barat
International Centre for Radio Astronomy Research (ICRAR) dan University
of St Andrews Scotlandia, mencari kelompok galaksi sama dengan kita
dalam peta jagad raya lokal paling detail yang ada saat ini, survey
Galaxy and Mass Assembly (GAMA).
“Kami
belum pernah menemukan sistem galaksi lain seperti Bima Sakti
sebelumnya, yang tidak mengejutkan menimbang seberapa sulit mereka
dideteksi! Hanya baru-baru ini saja menjadi mungkin melakukan analisis
yang memungkinkan kami menemukan kelompok yang sama,” kata Dr Robotham.
“Segalanya harus muncul bersamaan sekaligus: kami memerlukan teleskop
yang cukup baik untuk mendeteksi bukan hanya galaksi namun juga rekan
kabur mereka, kami perlu melihat pada potongan besar di langit, dan yang
paling penting, kita perlu memastikan tidak ada galaksi yang dilewatkan
dalam survey ini.”
Simulasi canggih
mengenai bagaimana galaksi terbentuk tidak menghasilkan banyak contoh
yang sama dengan Bima Sakti dan sekitarnya, memprediksi kalau mereka
merupakan kombinasi langka. Astronom belum mampu memberi tahu seberapa
langka kah itu hingga sekarang, dengan penemuan bukan hanya satu tapi
dua pasangan tepat dari ratusan ribu galaksi yang disurvey.
“Kami
menemukan sekitar 3% galaksi sama dengan Bima Sakti memiliki rekan
galaksi seperti Awan Magellan, yang berarti memang sangat langka. Secara
total, kami menemukan 14 sistem galaksi yang sama dengan kita, dengan
dua diantaranya hampir eksak sama,” kata Dr. Robotham.
Bima
Sakti terkunci dalam tarian kosmik kompleks dengan rekan-rekan
dekatnya, Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil, yang jelas
terlihat di langit malam belahan selatan Bumi. Banyak galaksi memiliki
galaksi yang lebih kecil mengorbit di sekitarnya, namun sedikit yang
memiliki dua satelit yang sebesar Awan Magellan.
Penelitian
Dr. Robotham juga menemukan kalau walaupun rekanan seperti Awan
Magellan itu langka, ketika ia ditemukan mereka biasanya dekat sebuah
galaksi yang sangat mirip Bima Sakti, yang berarti kita berada di tempat
yang tepat pada waktu yang tepat untuk melihat pemandangan demikian di
langit malam kita.
“Galaksi yang kita
tinggali itu sepenuhnya umum namun Awan Magellan di dekatnya itu langka,
dan mungkin penampakan yang berusia pendek. Kami harus menikmatinya di
saat kita bisa, mereka hanya ada sekitar beberapa miliar tahun lagi,”
tambah Dr Robotham.
Dr Robotham dan
koleganya mendapatkan pendanaan untuk bekerja pada teleskop di New South
Wales dan Chili untuk mempelajari sistem kembaran Bima Sakti yang telah
mereka temukan ini.
Survey Galaxy and
Mass Assembly (GAMA) adalah sebuah kolaborasi kerjasama internasional
dipimpin dari ICRAR dan Australian Astronomical Observatory untuk
memetakan alam semesta lokal kita secara lebih detail.
ICRAR
adalah sebuah joint venture antara Universitas Curtin dan Universitas
Australia Barat memberikan anugerah penelitian dalam bidang astronomi
radio.
Sumber berita:
Referensi jurnal:
A.
S. G. Robotham, I. K. Baldry, J. Bland-Hawthorn, S. P. Driver, J.
Loveday, P. Norberg, A. E. Bauer, K. Bekki, S. Brough, M. Brown, A.
Graham, A. M. Hopkins, S. Phillipps, C. Power, A. Sansom, L.
Staveley-Smith. Galaxy And Mass Assembly (GAMA): in search of Milky Way Magellanic Cloud analogues. Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, 2012; 424 (2): 1448 DOI: 10.1111/j.1365-2966.2012.21332.x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar